Menanggapi Patung “Banteng Ketaton” karya Trijoto Abdullah di Komplek GOR Wilis Kota Madiun:
“Perjuangan apapun yang dilandasi oleh kebenaran, dilakukan dengan gagah perkasa dan penuh keberanian pantang mundur, bisa dilakukan oleh siapa saja, di mana saja dan kapan saja, tak terkecuali wanita.”
Erica Hestu Wahyuni⎯ seniman, cucu Trijoto Abdullah

Menanggapi konservasi patung-patung publik/monumen-monumen sebagai karya seni rupa koleksi negara/nasional:
“Konservasi adalah BENTENG PERTAHANAN pelestarian cagar budaya, baik berupa benda maupun tak benda, sehingga upaya konservasi tidak boleh mengenal lelah, tetapi harus terus menerus berupaya.”
Linda Enriany⎯ Kepala Pusat Konservasi Cagar Budaya, Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta

Menanggapi lukisan “Puspita Margasatwa Indonesia” karya Lee Man Fong di Hotel Indonesia Kempinski Jakarta:
“Keragaman dan keunikan bangsa Indonesia mengajarkan kita untuk dapat bertoleransi dan beradaptasi terhadap segala perubahan serta menjadikan kita bangsa yang kuat dan terus maju”
Erwin Hendrawan⎯ Director of Finance Hotel Indonesia Kempinski Jakarta

Menanggapi maket patung-patung karya G. Sidharta koleksi ArtSociates:
"Patung-patung G. Sidharta mengingatkan kembali betapa pentingnya alam dan tradisi Indonesia. Menjadikannya inspirasi sebagai sikap untuk terus berkarya. G. Sidharta telah menghilangkan jarak antara bentuk-bentuk kehidupan yang lampau dan kehidupan masa kini."
Andonowati⎯ Direktur ArtSociates

Menanggapi Monumen “Ikatan” karya But Muchtar di Plaza Depan Kompleks MPR/DPR/DPD RI, Jakarta:
“Dengan bekal pendidikannya di ITB dan juga di Amerika Serikat, But Muchtar bersama dua rekannya Rita Widagdo dan G. Sidharta secara konsisten memperkenalkan dan mengajarkan seni rupa modern di Indonesia, khususnya seni patung. Monumen ‘Ikatan’ yang berdiri di tengah lanskap Gedung DPR/MPR adalah salah satu pencapaian terbaiknya dalam perjalanan kariernya sebagai seniman.”
Prapantja Muchtar⎯ Putra But Muchtar

Menanggapi Patung “Pahlawan” karya Matvey Genrikhovich Manizer dan putranya Ossip Manizer:
“Memandang Patung Pahlawan karya seniman asal Rusia yang merupakan ayah dan anak, telah menyadarkan kita bahwa ikatan batin yang kuat antara orang tua dan anak berlaku universal dan banyak menyentuh para seniman dan menjadi inspirasi bagi banyak karya seni di berbagai belahan bumi ini.”
Sri Kusumawati⎯ Kepala UP Museum Seni

Menanggapi Monumen “Ikatan” karya But Muchtar di Plaza Depan Kompleks MPR/DPR/DPD RI, Jakarta:
“Walau Pandemi covid-19 mendera semua segi kehidupan bangsa, takkan mampu meruntuhkan semangat nasionalisme bangsa, selama rakyat dan wakilnya di parlemen bersatu secara berkesinambungan.”
Minarni⎯ Kabag Humas dan Pengelolaan Museum Setjen DPR RI

Menanggapi Relief Untung Rugi di Lereng Merapi:
“Sebuah karya seni yang luar biasa pada era revolusioner, menggambarkan sebuah semangat dan kecintaan pada rakyat kecil. Di mana kesederhanaan menjadi daya imajinasi keindahan yang tertuang sangat luar biasa dan megah, dan menjadikannya sebuah karya seni yang legendaris.”
Herman Courbois⎯ General Manager Royal Ambarrukmo Yogyakarta
